DEPOK – Universitas Indonesia (UI) berkomitmen terus melakukan inovasi dalam mengembangkan pendidikan di Tanah Air. Inovasi yang dilakukan UI juga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Hal itu terlihat ketika UI ikut berkontribusi mengatasi pandemi agar bisa cepat bangkit dan beradaptasi ke kehidupan baru. “Pentingnya dilakukan inovasi adalah agar bisa lebih cepat bangkit dan mengejar ketertinggalan akibat pandemi. Kita harus melakukan inovasi agar tetap maju,” kata Sekretaris Universitas, dr. Agustin Kusumayati, Rabu (15/2/2023).
Dalam kehidupan yang berubah sangat cepat ini, UI menjadikan inovasi sebagai hal yang diperhatikan. Dalam hal perubahan iklim, UI sudah melakukan kontribusi nyata yaitu membuat mobil listrik dengan menggunakan energi terbarukan. Bahkan nantinya UI akan membuat kereta listrik.
Di bidang, ekonomi digital sambung Agustin juga perlu dilakukan inovasi sehingga seluruh masyarakat dapat memanfaatkan kemajuan teknologi. Tak kalah penting adalah inovasi di bidang pendidikan yang dilakukan UI yaitu membuat terobosan sistem pembelajaran menggunakan virtual realty (VR).
“Kemajuan teknologi saat ini sangat maju sehingga banyak memberikan dukungan untuk proses belajar. Dan ini sangat membantu dalam proses pembelajaran tentunya,” ujarnya. Direktur Inovasi dan Science Techno Park UI, Ahmad Gamal menambahkan, UI terus mengembangkan riset dan inovasi dari sejumlah fakultas yang ada. Hingga kini,UI terus berupaya menghasilkan produk inovasi yang dapat dimanfaatkan masyarakat dan industri. Produk inovasi yang dihasilkan sangat bervariasi mulai produk alat kesehatan, makanan sehat, produk kecantikan, material maju, aplikasi teknologi informasi, serta produk layanan edukasi.
“Sebagian produk tersebut sudah dimanfaatkan publik melalui beberapa event internasional, seperti Bus Listrik Merah Putih buatan UI dan PT MAB yang digunakan dalam perhelatan G20 di Bali. Bus ini istimewa karena rancang bangun chassis-nya, sistem pendingin (air conditioner) dan sistem penggerak (motor listrik) dirancang dan dikonstruksi di Indonesia,” katanya.
Hingga saat ini ada 33 produk inovasi yang sudah dilisensikan kepada industri untuk diproduksi dan dikomersialkan serta masih beberapa sedang proses penjajakan.
Dari 33 produk tersebut, 20 di antaranya merupakan produk kesehatan, 7 rekayasa keteknikan, 3 inovasi bidang sosial humaniora, 2 dari bidang pangan, dan 1 bidang pertahanan dan keamanan.
Mitra-mitra yang sudah memproduksi produk inovasi UI tersebar di berbagai wilayah, yaitu 13 mitra di Jawa Barat, 6 mitra di DKI Jakarta, 3 mitra di Jawa Timur, 2 mitra di Jawa Tengah, dan 1 mitra di Banten. Beberapa produk yang sudah dilisensikan tersebut sudah menghasilkan royalti ratusan juta rupiah ke UI yang kemudian akan disalurkan kepada peneliti di tahun 2023 ini.
“Sebagai produk inovasi karya anak bangsa, beberapa produk sudah dikomersialkan melalui e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) sebagai produk unggulan hasil inovasi Perguruan Tinggi,” ujarnya.
Beberapa produk yang sudah secara masif diproduksi dan digunakan di masyarakat di antaranya adalah Covent 20 (Ventilator Darurat), Swab Stick (Bahan Habis Pakai untuk tes PCR), Implan Mata, Propolis (suplemen Kesehatan dari bahan dasar madu), DBD Kit (alat deteksi cepat demam berdarah). UI juga melisensikan berbagai produk inovasi dalam bentuk jasa layanan edukasi.
Contohnya adalah UKMIndonesia.id sebagai layanan edukasi bagi usaha kecil dan menengah (UKM) dan dibimbing.id sebagai platform belajar daring. “Produk-produk ini telah dipasarkan secara massal dan rentang pendapatan masing-masing perusahaan sebagai dampak penjualannya berkisar antara Rp3 – 14 milyar untuk masing-masing produk,” pungkasnya.