Depok – Berkat inovasi makanan Tabur Tempe, tiga orang mahasiswa Universitas Indonesia berhasil menjadi juara pertama dalam Indonesia Innovation and Entrepreneur Exhibition (IIEE) 2015.
Muhammad Delly Permana, Bara Lintar Sanggabuana, Dara Adinda Kusuma tak menyangka inovasi mereka berhasil menjadi juara pertama dalam ajang bergengsi yang dihelat oleh Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) Universitas Indonesia pada Rabu (8/12).
Berawal dari kesukaan Delly akan makanan bernama Tutug Oncom khas Tasikmalaya, Delly dan kedua rekannya mencoba mengkreasikan tempe sebagai pengganti oncom. Hal ini disebabkan karena sulit mendapatkan oncom dengan kualitas terbaik di daerah Depok. Kondisi ini berbeda dengan di Tasikmalaya.
“Kami akhirnya mengganti oncom dengan tempe. Kami kemudian memikirkan resep tempe yang praktis tapi juga bergizi. Akhirnya terciptalah Tabur Tempe ini,” ujar Delly kepada SP usai menerima penghargaan di Ruang Terapung, Perpustakaan Universitas Indonesia, Rabu (8/12).
Delly, Bara, dan Dara meracik tempe dengan proses dipanggang, diberi bumbu-bumbu yakni kencur, bawang putih, dan cabai. Untuk memastikan nilai gizi yang terkandung di dalam Tabur Tempe, tiga mahasiswa dari jurusan yang berbeda ini membawa makanan ini ke Laboratorium Institut Pertanian Bogor.
“Tabur Tempe ini mengandung 470 kalori di tiap 100 gramnya. Kandungan proteinnya pun sangat tinggi. Lebih tinggi daripada yang terkandung dalam daging merah,” papar Bara.
Ide Tabur Tempe dilatarbelakangi dari pola hidup dan jam kerja masyarakat urban yang serba cepat dan membuat jam tidur menjadi berkurang. Saat menyantap sarapan pagi pun harus dilakukan terburu-buru.
“Dengan Tabur Tempe jadi gampang. Tinggal ditaburkan di atas nasi lalu dimakan. Gizi terpenuhi. Karbohidrat dari nasi dan protein dari tempe,” kata Delly yang merupakan mahasiswa Administrasi Niaga UI semester 7.
Berhak kemenangan ini, produk Tabur Tempe ini akan segera diurus hak patennya oleh Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Indonesia. Lantas, apakah Delly, Bara, dan Dara tertarik untuk memperbesar dan memperluas pemasaran Tabur Tempe?
“Sementara ini nampaknya belum. Apalagi kami juga keterbatasan orang dan belum mampu menerima pesanan banyak. Terlebih studi kami belum rampung,” kata Bara, mahasiswa Kriminologi UI semester 9.
Indonesia Innovation and Entrepreneurship Exhibition ini merupakan program dari Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) Universitas Indonesia, sebagai bentuk implementasi dari visi dan misi DIIB dalam meningkatkan iklim inovasi, kewirausahaan, dan sadar akan kekayaan intelektual.
Penyelanggaraan IIEE ini diharapkan dapat menghasilkan generasi muda yang terampil dan aktif dalam berinovasi dan membangun semangat berwirausaha. Sehingga dapat berkontribusi dalam berbagai masalah nasional dan global.
Muhammad Delly Permana, Bara Lintar Sanggabuana, Dara Adinda Kusuma tak menyangka inovasi mereka berhasil menjadi juara pertama dalam ajang bergengsi yang dihelat oleh Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) Universitas Indonesia pada Rabu (8/12).
Berawal dari kesukaan Delly akan makanan bernama Tutug Oncom khas Tasikmalaya, Delly dan kedua rekannya mencoba mengkreasikan tempe sebagai pengganti oncom. Hal ini disebabkan karena sulit mendapatkan oncom dengan kualitas terbaik di daerah Depok. Kondisi ini berbeda dengan di Tasikmalaya.
“Kami akhirnya mengganti oncom dengan tempe. Kami kemudian memikirkan resep tempe yang praktis tapi juga bergizi. Akhirnya terciptalah Tabur Tempe ini,” ujar Delly kepada SP usai menerima penghargaan di Ruang Terapung, Perpustakaan Universitas Indonesia, Rabu (8/12).
Delly, Bara, dan Dara meracik tempe dengan proses dipanggang, diberi bumbu-bumbu yakni kencur, bawang putih, dan cabai. Untuk memastikan nilai gizi yang terkandung di dalam Tabur Tempe, tiga mahasiswa dari jurusan yang berbeda ini membawa makanan ini ke Laboratorium Institut Pertanian Bogor.
“Tabur Tempe ini mengandung 470 kalori di tiap 100 gramnya. Kandungan proteinnya pun sangat tinggi. Lebih tinggi daripada yang terkandung dalam daging merah,” papar Bara.
Ide Tabur Tempe dilatarbelakangi dari pola hidup dan jam kerja masyarakat urban yang serba cepat dan membuat jam tidur menjadi berkurang. Saat menyantap sarapan pagi pun harus dilakukan terburu-buru.
“Dengan Tabur Tempe jadi gampang. Tinggal ditaburkan di atas nasi lalu dimakan. Gizi terpenuhi. Karbohidrat dari nasi dan protein dari tempe,” kata Delly yang merupakan mahasiswa Administrasi Niaga UI semester 7.
Berhak kemenangan ini, produk Tabur Tempe ini akan segera diurus hak patennya oleh Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Indonesia. Lantas, apakah Delly, Bara, dan Dara tertarik untuk memperbesar dan memperluas pemasaran Tabur Tempe?
“Sementara ini nampaknya belum. Apalagi kami juga keterbatasan orang dan belum mampu menerima pesanan banyak. Terlebih studi kami belum rampung,” kata Bara, mahasiswa Kriminologi UI semester 9.
Indonesia Innovation and Entrepreneurship Exhibition ini merupakan program dari Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) Universitas Indonesia, sebagai bentuk implementasi dari visi dan misi DIIB dalam meningkatkan iklim inovasi, kewirausahaan, dan sadar akan kekayaan intelektual.
Penyelanggaraan IIEE ini diharapkan dapat menghasilkan generasi muda yang terampil dan aktif dalam berinovasi dan membangun semangat berwirausaha. Sehingga dapat berkontribusi dalam berbagai masalah nasional dan global.
Dikutip dari: